
Investasi saham saat ini semakin populer. Selain potensi keuntungannya cukup besar, investasi saham dapat memberikan hasil keuntungan rutin dalam jangka panjang. Namun, sebelum mempelajari investasi ini, beberapa pengetahuan dasar yang penting harus dipahami, termasuk cara menghitung keuntungan saham.
Ditawarkan oleh perusahaan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Meskipun demikian, investor pemula masih perlu belajar tentang dasar-dasar saham. Ini agar keputusan investasi mereka tepat dan tidak malah menyebabkan kerugian. Salah satunya, mempelajari cara menghitung keuntungan saham per bulan atau per tahun.
Pahami sumber cuan investasi tersebut dan jenisnya terlebih dahulu.
Investasi saham dapat menguntungkan jika perusahaan yang sahamnya dibeli oleh investor berkembang positif, tidak mengalami kerugian atau malah bangkrut. Jika perusahaan terus berkembang, harga sahamnya secara otomatis akan meningkat dan nilai pembagian laba akan semakin tinggi.
Perusahaan yang hampir bangkrut atau tidak jelas perkembangannya, tentu bukan keputusan investasi yang tepat.
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham dibeli dengan penyerahan uang investor menjadi bagian dari modal perusahaan.
atau Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan seperti ini disebut sebagai Perusahaan Publik atau Emiten.
Semua perusahaan yang telah melakukan emisi saham wajib mengungkapkan laporan keuangan secara transparan agar masyarakat dapat mengetahuinya. Artinya, keadaan keuangan dari perusahaan yang telah mengeluarkan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya dapat diperiksa oleh para calon investor.
Mengacu pada 100 lembar saham. Harga saham dapat meningkat dan menurun setiap hari. Di beberapa kasus, harga saham perusahaan akan terus meningkat dalam jangka panjang, yaitu setiap tahun.
Pemilik saham dapat menjual sahamnya sewaktu-waktu, seperti ketika membutuhkan dana atau melihat adanya potensi keuntungan dari penjualan tersebut. Jika tidak menjualnya, pemilik saham dapat menikmati keuntungan dari pembagian laba perusahaan.
Anda membeli saham di harga tertentu dan kemudian menjualnya saat harga meningkat, atau menunggu pembagian laba.
Tiga jenis keuntungan saham tersebut disebut capital gain, dividen, dan keuntungan lainnya. Untuk memahami ketiganya, simak penjelasan keuntungan investasi saham tersebut di bawah ini:
Keuntungan ini diperoleh dari selisih harga pembelian dan harga penjualan saham. Keuntungan ini dapat diperoleh saat terjadi fluktuasi harga saham.
Misalnya seorang investor membeli saham perusahaan B dengan harga Rp500 per lembar. Tiga bulan kemudian, harga saham perusahaan B meningkat menjadi Rp1000 per lembar. Di sini, ada potensi keuntungan 100% jika investor menjual kepemilikan sahamnya.
Namun, yang perlu diperhatikan, selain ada potensi keuntungan tinggi, investasi saham juga memiliki risiko kerugian modal, atau penyusutan modal, alias boncos.
Misalkan investor membeli saham perusahaan B ketika harganya Rp2000 per lembar. Setelah itu, 6 bulan kemudian, harga saham perusahaan B mengalami penurunan menjadi Rp1000 per lembar.
Karena panik atau kebutuhan uang mendesak, investor kemudian menjual sahamnya. Dalam situasi seperti ini, investor mengalami kerugian atau kehilangan modal sebesar 50%.
Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham secara teratur, biasanya setiap tahunnya. Besaran bagian laba yang dibagikan tersebut bergantung pada jumlah saham yang dimiliki oleh setiap investor (pemegang saham).
Jika tidak menjual sahamnya dalam waktu yang lama. Minimal satu tahun, atau sampai maturity date.
Cum date adalah singkatan dari cumulative date, yaitu tanggal terakhir atau batas waktu bagi investor untuk membeli saham sebuah perusahaan agar dapat menerima bagian dividen.
Membeli saham perusahaan B pada tahun 2024 dan tidak menjualnya, setidaknya sampai pembagian dividen pada tahun 2025. Investor akan mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diadakan.
Dividen dapat menjadi keuntungan saham per tahun. Namun, periode pembagian dividen pada masing-masing perusahaan bisa berbeda-beda. Pembagian dividen dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali, 1 tahun 2 kali, atau dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Return of Investment (ROI) atau Return on Investment adalah perhitungan keuntungan saham yang paling banyak digunakan oleh para investor. Dengan ROI, investor akan menggunakan patokan periode tahunan saat akan menghitung keuntungan saham.
Return on Investment (ROI) adalah cara menghitung keuntungan saham, atau investasi lainnya, yang didasarkan pada jumlah modal. ROI berfungsi mengukur efektivitas investasi. Dalam konteks saham, ROI bisa digunakan untuk cara menghitung persentase keuntungan saham, termasuk jika ada keuntungan dari penjualan. Beberapa rumus ROI sebagai berikut:
a. Rumus ROI = ((nilai investasi saat ini - biaya investasi awal) / biaya investasi awal) x 100
Sementara itu, rumus ROI untuk menghitung keuntungan jual saham adalah:
ROI (%) = (Keuntungan bersih : Modal Investasi) x 100
Dalam rumus di atas, keuntungan bersih ialah hasil penjualan saham dikurangi harga beli, dan biasanya ada biaya jasa broker. Maka, cara menghitungnya bisa dengan skema:
Keuntungan Bersih = [(Harga jual saham - Harga beli saham) x Jumlah saham] - Biaya transaksi atau biaya jasa broker.
Sementara itu, modal investasi adalah jumlah uang yang digunakan untuk membeli saham beserta biaya transaksinya.
Perlu diingat, hasil ROI positif berarti investasi menghasilkan keuntungan. Namun, jika negatif, berarti ada kerugian dalam investasi.
b. Rumus ROI Berlangganan Rumus ROI yang pertama di atas belum memperhitungkan periode waktu. Maka dari itu ia tidak bisa digunakan untuk menghitung keuntungan saham per bulan atau per tahun.
Cara menghitung keuntungan saham pada periode waktu tertentu dapat menggunakan rumus Annualized ROI. Penghitungan di Annualized ROI dapat menunjukkan rata-rata keuntungan saham per tahun.
Rumus Annualized ROI adalah sebagai berikut:
ROI tahunan (%) = [(1 + ROI)^(1/n) - 1)] x 100
kembali dengan modal awal.
Dengan menggunakan perhitungan keuntungan saham jenis ini, maka investor akan menerima laba nominal yang jauh lebih besar pada tahun berikutnya.
Rumus dari Compound Return ini adalah: P (1 + r/n)nt
Keterangan:
Berikut cara menghitung saham untung atau tidak selanjutnya dengan metode Return Rata-Rata Arithmetik (AMR).
Dengan menunjukkan besar return (imbal hasil) rata-rata biasa. Ini digunakan untuk menghitung rata-rata return dari investasi selama periode tertentu.
Berikut adalah cara menghitung AMR:
(Retur 1 + Retur 2 + ... + Retur n) / Total Periode Investasi x 100%
Cara menghitung keuntungan saham dengan metode AMR ini cukup sederhana. Namun, karena kesederhanaannya ini model AMR justru dianggap memiliki kelemahan. Metode ini dianggap kurang akurat.
Yang jauh lebih akurat, ketimbang AMR. Ini khususnya bila ingin menunjukkan nilai rata-rata tahunan.
Rumus Geometric Mean Return (GMR) adalah:
{√(1+retur tahun 1)×(1+retur tahun 2)× ….. (1+retur tahun n)} – 1
Terakhir adalah cara menghitung keuntungan saham dengan menggunakan model perhitungan rata-rata return dalam satu tahun, atau Return Tahunan.
Jika menggunakan metode Retur Tahunan, Anda baru bisa menghitung keuntungan saham setelah satu tahun.
Rumus dari Return Tahunan ini adalah:
Rasio Pengembalian Tahunan = (Nilai Akhir Investasi – Nilai Awal Investasi) / Nilai Awal Investasi x 100
Berikut adalah contoh simulasi cara menghitung keuntungan saham dengan menggunakan berbagai rumus yang telah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah langkah-langkah simulasi cara menghitung saham untung atau tidak dengan berbagai metode:
Anda membeli saham perusahaan A satu bulan yang lalu sebanyak 500 lembar. Harga per lembar saham tersebut adalah Rp2.000. Total pembelian Anda adalah Rp1.000.000.
Lalu, hari ini, harga saham perusahaan A meningkat menjadi Rp2.500 per lembar. Anda memutuskan untuk menjual saham yang sudah dibeli sebelumnya.
Cara menghitung laba dari penjualan saham atas adalah:
(Rp2.500 x 500) - Rp1.000.000 = Rp250.000
Perusahaan A mencapai laba Rp2 triliun pada akhir 2024. Kemudian, perusahaan A mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hasil rapat tersebut menyebutkan, total dividen yang dibagikan ke seluruh pemegang saham sebesar Rp800 miliar.
Jika saham perusahaan A yang beredar adalah 200 juta lembar, maka setiap satu lembar saham akan mendapatkan dividen sebanyak:
Rp800 miliar : 200 juta lembar saham = Rp4.000
Jika Anda membeli 1000 lembar saham, total dividen yang diperoleh adalah:
Rp4.000 x 1000 lembar saham = Rp4.000.000.
Anda membeli saham perusahaan A dengan uang sebesar 50.000.000 rupiah. Nilai saham Anda di perusahaan tersebut sekarang adalah 55.000.000 rupiah.
Jadi, rasio keuntungan investasi saham adalah (55.000.000 - 50.000.000) / 50.000.000 x 100% = 10%. Artinya, ROI atau rasio keuntungan investasi saham Anda adalah 10%.
Anda telah melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan A sejak tahun 2020 sampai 2024, dengan return on investment (ROI) per tahunnya adalah 10%, 15%, 5%, 10%, dan 5%.
Jadi perhitungan laba saham dengan metode AMR adalah: (0,10 + 0,15 + 0,05 + 0,10 + 0,05) / 5 tahun x 100% = 9%.
Anda melakukan penanaman modal atau berinvestasi saham pada perusahaan A dengan total modal Rp20.000.000. Satu tahun berikutnya, Anda menjual saham tersebut dengan total harga Rp19.000.000. Anda juga menerima dividen sebesar Rp2.000.000 selama satu tahun.
Contoh perhitungan keuntungan saham dengan return tahunan adalah sebagai berikut:
Perhitungkan total harga saham saat ini dan dividen untuk mencari nilai akhir investasi. Perhitungannya adalah: Rp19.000.000 + Rp2.000.000 = Rp21.000.000.
Kemudian, return tahunan-nya adalah: (21.000.000 - 20.000.000) / 20.000.000 x 100% = 5%. Jadi keuntungan saham Anda dengan metode return tahunan adalah 5% per tahun.
Anda menyetor modal awal Rp50.000.000. Kemudian, Anda mendapatkan keuntungan di tahun pertama sebesar 20%, yaitu Rp10 juta.
Dengan menggunakan metode compound return, ini berarti Anda akan menginvestasikan kembali dana tersebut, sehingga totalnya uang Anda menjadi Rp60.000.000.
Jadi, pendapatan saham di tahun kedua dengan persentase yang sama akan menjadi Rp12 juta. Total hasil investasi adalah: Rp60 juta + Rp10 juta + Rp12 juta = Rp82 juta.
Sebagai catatan akhir, dengan mengetahui berbagai metode di atas, Anda juga akan bisa mengetahui cara menghitung harga saham per lembar atau harga wajar saham.
Mengenal harga pasar yang wajar dari saham tersebut. Ini akan membantu investor memiliki acuan untuk menilai apakah saham tersebut dihargai terlalu tinggi (overvalued), terlalu rendah (undervalued), atau sesuai dengan nilai pasar yang wajar.