Keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak. Ternyata, anak yang memiliki keterampilan sosial bagus dapat dilihat dari sifat-sifat orang tuanya.
Keterampilan sosial adalah kemampuan yang digunakan sehari-hari untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi ini mencakup komunikasi verbal dan non-verbal seperti ucapan, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Ketika anak memiliki keterampilan sosial yang kuat, mereka akan memahami aturan-aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dengan orang lain.
Keterampilan sosial sangat penting karena memungkinkan seorang anak untuk memiliki dan mempertahankan interaksi positif dengan orang lain, seperti menjalin persahabatan.
Tidak hanya itu, anak yang bisa berkomunikasi dengan baik tentunya akan menangani emosi secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. Mereka dapat mempelajari keterampilan ini dengan cara melihat langsung dari kedua orang tuanya.
Seorang Spesialis Kehidupan Anak Bersertifikat dan Konselor Profesional Klinis Berlisensi, Kelsey Mora, mengungkapkan ada beberapa karakteristik orang tua yang anaknya akan memiliki keterampilan sosial yang baik.
Orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik biasanya memiliki sifat-sifat seperti :
Berikut ciri-ciri orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik menurut Kalsey seperti dikutip dari laman
1. Melakukan diskusi yang jujur dan sesuai dengan perkembangan anak
Orang tua yang memiliki anak yang baik dalam kemampuan sosial tidak akan melindungi anak-anak mereka dari topik-topik sulit seperti penyakit, kematian, atau perubahan besar dalam hidup. Mereka akan membangun hubungan yang saling percaya dengan anak-anak mereka, berbicara dengan mereka, dan mendekati topik-topik sulit dengan keterbukaan, kejujuran, serta kasih sayang.
"Mereka menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas serta mengundang pertanyaan, mengajari anak-anak bahwa tidak apa-apa membicarakan topik yang tidak nyaman dan mencari dukungan," katanya.
Orang tua yang menciptakan lingkungan rumah di mana anak-anak merasa aman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya akan membesarkan anak-anak yang mudah berkomunikasi dan dapat melindungi diri sendiri.
2. Membantu anak mengenali dan mengelola emosi yang kuat
Orang tua yang memiliki anak dengan keterampilan sosial yang baik akan merasa nyaman menyampaikan dan menunjukkan emosi mereka sendiri di depan anak-anaknya. Termasuk kebahagiaan dan keceriaan di masa-masa sulit.
"Ketika anak-anak merasa frustrasi, sedih, atau kewalahan, mereka tidak diabaikan atau diberitahu untuk 'Jangan menangis', 'Ini bukan masalah besar', atau 'Kamu baik-baik saja'. Malahan, mereka mendapatkan pengakuan pengalaman mereka," kata Kelsey.
Kebiasaan ini akan mengajarkan anak-anak bahwa semua perasaan akan membantu mereka belajar dan mengembangkan strategi menghadapi emosi. Selain itu, anak menjadi merasa nyaman dalam berkomunikasi emosi.
3. Membangun empati dan pengamatan dari perspektif
Ketika konflik atau tantangan muncul, para orang tua tidak memaksa anak mereka untuk meminta maaf secara cepat. Sebaliknya, mereka akan membimbing anak-anak untuk mempertimbangkan perasaan orang lain dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:
- Menurutmu, bagaimana perasaan temanmu tentang apa yang baru saja terjadi?
- Bagaimana keadaannya adikmu sekarang?
- Menurut kamu, apa yang bisa membantu mereka merasa lebih baik?
Hal ini akan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir dari sudut pandang lain, memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang apa yang ada di bawah kendali mereka. Pada akhirnya, anak akan merasa lebih baik sehingga permintaan maaf lebih bermakna dan hubungannya semakin erat.
4. Mendorong pemecahan masalah dan pengaturan batasan
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
|
Para orang tua lebih memilih untuk membiarkan anak-anak mereka menghadapi masalah sendiri sebelum mengambil tindakan untuk menyelesaikan konflik atau mengurangi ketidaknyamanan.
Kelsey mengungkapkan alih-alih mendiktekan solusi, orang tua akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:
- Apa yang engkau pikir, apa yang bisa kita lakukan untuk membuat ini lebih baik?
- Apakah Anda ingin beberapa saran? Atau Anda ingin mencoba sesuatu terlebih dahulu?
Orangtua membantu anak-anak mengenal kapan mereka harus menetapkan batasan. Hal ini juga akan mengajari mereka menyampaikan batasan dengan jelas dan penuh hormat.
"Orang tua menyatukan pemecahan masalah dan penentuan batasan dengan anak-anak mereka, membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri untuk melindungi diri dan menghadapi tantangan sosial," kata Kelsey.
5. Membiasakan dan membiarkan anak berlatih
Orang tua akan menyiapkan anak-anak mereka untuk sukses dengan persiapan, bukan dengan menantang mereka untuk berinteraksi dengan sesuatu yang baru dan berharap mereka memahaminya. Ibu dan Ayah akan mempersiapkan anak dan memberi mereka kesempatan untuk berlatih.
6. Gunakan permainan untuk belajar keterampilan sosial dan emosional
Mainan tidak hanya tentang bersenang-senang, Bunda. Orang tua akan mengajarkan anak-anaknya secara sosial dan emosional melalui mainan.
Dengan bermain, anak akan belajar cara alami mengolah emosi, menghadapi tantangan, dan membangun hubungan. Di sini, mereka juga akan mengatasi situasi maupun perasaan yang sulit.
Mengutamakan waktu bermain yang tidak terstruktur agar anak-anak merasa terhubung dan mengembangkan kreativitas, kerja sama, dan kepercayaan diri mereka. Tidak hanya itu, momen menyenangkan ini juga membuat anak siap menghadapi pengalaman baru dan mengajarkan batasan, empati, serta komunikasi.
"Orang tua dengan menghargai permainan membentuk hubungan yang kuat dan membangun kepercayaan. Sementara itu, membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dan hal ini akan bermanfaat bagi mereka seumur hidup," ujar Kelsey.
. Gratis!