Search Suggest

Dampak Dedi Mulyadi Larang Sekolah Study Tour,Ramai-ramai Cancel,Kunjungan Wisata Lokal Turun

- Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang sekolah melakukan study tour ke luar provinsi akhirnya berdampak luas.

Banyak sekolah tidak hanya membatalkan rencana study tour ke luar Jawa Barat, tetapi juga di dalam provinsi.

Terakhir, SMA Negeri 1 Cilaku, Kabupaten Cianjur yang akan melakukan kegiatan outing class ke Saung Angklung Udjo, Bandung memutuskan untuk menangguhkan rencananya.

Perjalanan keluar kelas ke Saung Angklung Udjo, Bandung ini sebagai rangkaian kegiatan sebelum ke Yogyakarta.

Tetapi keberangkatan yang seharusnya dilakukan pada Senin (24/2/2024) itu ditunda.

Kepala SMA Negeri 1 Cilaki menjamin rencana study tour ini diikuti oleh sebanyak 130 siswa kelas 11.

"Daripada 432 siswa kelas 11 yang terdaftar, ada 130 orang yang ikut. Setiap siswa yang ikut dalam outing kelas tersebut membayar Rp 1,5 juta, dan pembayaran tersebut tidak wajib," katanya saat dihubungi, Rabu (26/2/2025).

Karena kegiatan tersebut dibatalkan, pihaknya memastikan uang yang terkumpul akan segera dikembalikan kepada orang tua atau wali siswa.

"Kegiatan outing kelas rencananya dijadwalkan berangkat pada Senin (24/2/2025), siswa-siswi akan pergi ke Bandung terlebih dahulu ke Saung Udjo, lalu sore harinya ke Yogyakarta untuk mengunjungi universitas negeri, tempat wisata, dan Rabu (26/2/2025) malamnya sudah berada di Cianjur," katanya.

Ia menjelaskan, kegiatan outing kelas tersebut sudah direncanakan sejak awal tahun 2025.

Program kegiatan itu merupakan bagian dari program 5P Kebhinekaan yang sudah ditentukan dengan topiknya dalam kurikulum Merdeka.

"Formatnya beragam, bukan hanya sekadar belajar tapi juga ada pikniknya, yaitu disebut outing class atau pembelajaran di luar kelas, dan itu pun hasil kesepakatan dari para siswa dan orang tuanya," ujarnya.

Penjelasan Tambahan: Pembatalan kegiatan outing class tidak mendapatkan penolakan dari peserta maupun orangtua, dan kegiatan 5P Kebenakan tetap dilakukan di lingkungan sekolah.

Sementara itu Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nonong Winarni mengungkapkan bahwa rencana SMAN 1 Cilaku untuk melaksanakan study tour ke Yogyakarta telah dibatalkan.

"Rencana kegiatan SMAN 1 Cilaku tidak berlangsung, karena saya sempat mengingatkan agar tidak berangkat, karena sudah jelas ada surat peringatannya," katanya.

Kunjungan Wisata Turun

Di bagian lain, pembatalan beberapa kegiatan study tour ini mempengaruhi kunjungan wisata di daerah Jawa Barat.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB, Eko Suprianto, mengkonfirmasi bahwa kebijakan ini telah mulai memengaruhi industri pariwisata lokal.

“Banyak sekolah sudah membatalkan kunjungan,” kata Eko pada Selasa (25/2/2025). Meskipun begitu, Eko tidak menyebutkan sekolah-sekolah mana yang membatalkan kunjungan mereka.

Berdasarkan data enam objek wisata di kawasan tersebut, tercatat sebanyak 18 kunjungan wisata sekolah dibatalkan, dengan total pesanan mencapai 4.300 tamu dalam bulan Februari tahun 2025.

“Jadi ada 18 acara yang dibatalkan dengan total peserta 4.300 orang itu pada bulan Februari (2025),” kata dia.

Sebelumnya, kebijakan pelarangan study tour ini disampaikan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Akibat kebijakan ini, Kepala Sekolah SMAN 6 Depok telah diberhentikan karena melanggar aturan dengan mengadakan study tour.

Dedi menegaskan bahwa kepala sekolah lainnya juga akan menghadapi konsekuensi serupa apabila masih berkeinginan menggelar kegiatan serupa, terutama jika dilakukan di luar provinsi.

"Sudah jelas jalur surat edaran yang dibuat Pak Bey, Pj Gubernur lama, ketika pergi piknik ke luar provinsi, seperti halnya saat terjadi kecelakaan bus anak SMK di Ciater (Subang)," kata Dedi pada Sabtu (22/2/2025).

Selain itu, dia memerintahkan Inspektorat Jawa Barat untuk melakukan audit terhadap sekolah-sekolah yang melanggar. Hasil audit ini akan menentukan jenis sanksi yang akan dijatuhkan.

“Kewenangan untuk menghentikan atau menonaktifkan itu berada di tangan kepala dinas pendidikan. Dan kepala dinas pendidikan itu sudah menandatangani surat penonaktifan sementara karena sekolahnya akan diaudit. Nanti dari audit yang dilakukan oleh Inspektorat kita kita akan menentukan sanksi apa yang akan diberikan,” kata Dedi.

Dedi Mulyadi menjelaskan alasan pokok di balik larangan ini melalui video yang ia unggah di akun Instagram resminya pada Selasa (25/2/2025).

Ia menegaskan bahwa semua kegiatan yang terkait dengan study tour, kunjungan ilmiah, hingga kunjungan industri yang mengganggu biaya orang tua siswa, tidak diizinkan.

"Saya ingin menegaskan kembali, apa yang kami larang itu adalah kegiatan-kegiatan study tour, kunjungan ilmiah, study industry, kunjungan industri, apa pun namanya, yang di dalamnya melibatkan orang tua siswa," katanya, seperti dikutip dari Instagram @dedimulyadi71.

Menurutnya, biaya study tour yang sering dibebankan sepenuhnya kepada orang tua siswa membuat banyak keluarga harus berutang untuk membayar biaya tersebut. Hal ini adalah salah satu alasan kuat mengapa kebijakan ini diterapkan.

"Banyak orang tua siswa yang tidak memiliki kemampuan keuangan yang cukup harus berutang ke sana ke mari, sehingga beban hidup ekonominya semakin berat," tambahnya.

Aspek keselamatan siswa juga menjadi perhatian utama. Dedi mengingatkan peristiwa tragis kecelakaan bus yang menimpa siswa SMK di Depok saat melakukan kunjungan studi, yang menyebabkan 11 siswa kehilangan nyawa.

“Kedua, jaminan keselamatan terhadap siswa, seperti halnya pada saat kecelakaan yang terjadi di SMK di Depok yang menyebabkan banyak korban meninggal. Itu adalah pelajaran penting bagi kita semua agar tidak mengulangi peristiwa yang sama,” imbuhnya.

Dicari Maki

Keputusan Dedi Mulyadi ini mendapat banyak kritik.

Menanggapi hal tersebut, Dedi menegaskan, tidak mempermasalahkan cibiran yang datang kepadanya.

Dia menilai langkah tegas ini diambil demi kepentingan siswa dan orang tua.

"Saya tidak memiliki masalah dengan kritik, baik itu Dedi Muliadi atau apapun. Karena saya adalah orang tua, tindakan yang saya lakukan adalah untuk kebaikan semua," kata Dedi melalui akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71.

Salah satu alasan utama Dedi Mulyadi melarang study tour adalah untuk mengurangi beban ekonomi orangtua siswa.

Ia menyatakan, bagi keluarga yang hidup pas-pasan, biaya study tour bisa menjadi tekanan yang berat.

“Orang-orang sukses mungkin tidak memiliki masalah keuangan keluarga, tetapi mereka yang orang tuanya hidupnya sulit, bahkan untuk makan pun sulit, itu menciptakan beban utang, emas, pinjaman bank, dan pinjaman keliling,” kata Dedi.

Dedi juga bertanya-tanya mengapa perlu berpergian ke luar provinsi dengan alasan kunjungan industri, padahal Jawa Barat memiliki banyak industri yang bisa dikunjungi.

“Industri di Jawa Barat paling banyak. Orang-orang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bekerja di kawasan industri di Jawa Barat. Mengapa orang Jawa Barat harus belajar ke luar Jawa?” ucap Dedi.

Meskipun telah dilarang oleh Dedi, sebanyak 347 siswa kelas XI SMAN 6 Depok tetap melakukan study tour ke Jawa Timur dan Bali.

Setiap siswa dikenakan biaya Rp 3,8 juta dengan sistem subsidi silang.

Akibatnya, Dedi menggantikan Kepala SMAN 6 Depok, yang tetap mengirimkan siswa. Ia menegaskan aturan yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi.

Apa tindakannya? Kami sudah memerintahkan UPTD dan Inspektorat untuk menyelidiki sejauh mana pelanggaran yang dilakukan.

Kami tidak ragu untuk melakukan penghentian sementara maupun permanen,” kata Dedi.

Keputusan ini mendapatkan berbagai reaksi.

Beberapa orang mendukung langkah tegas Dedi, tetapi tidak sedikit pula yang mengecamnya.

Tetapi Dedi tetap memegang teguh prinsipnya bahwa kebijakan ini demi kebaikan bersama.

“Semua kemarahan itu nanti akan menjadi kebahagiaan ketika Anda sudah dewasa, ketika Anda sudah bisa merasakan makna dari sikap orangtua yang membangun arah pendidikan yang jelas,” kata Dedi.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Zodiak Hari Ini Rabu 20 Juli 2022: Ada yang Mungkin Mencari Kesepian, Berikut Prediksi Zodiak Kamu"

Posting Komentar