Akhirnya ketua yayasan membocorkan rahasia di balik pemecatan Novi Citra Indriyati, vokalis band Sukatani dari SD IT Mutiara Hati, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kepala Yayasan Al Madani Banjarnegara, Jawa Tengah, Khairul Mudakir akhirnya jujur setelah diinterogasi oleh aktivis dan pendiri Lokataru, Haris Azhar.
Dalam diskusi bertajuk Rakyat Bersuara di saluran televisi inews, awalnya Khairul menjelaskan alasan pengangkatan kembali Novi Sukatani dari jabatan sebagai guru SD tersebut.
Seperti diketahui, Novi menjadi perhatian publik setelah laguannya bersama band Sukatani berjudul Bayar Bayar Bayar menjadi viral.
Sosok Novi kini menjadi sorotan setelah ia meminta maaf kepada Kapolri karena lagu karyanya itu dituding menuding institusi kepolisian.
Saat itu juga, Novi diperingatkan lantaran nasibnya yang menyedihkan, yaitu dipecat dari pekerjaan utamanya sebagai guru.
Setelah pemecatan Novi yang menimbulkan kontroversi, pihak yayasan akhirnya mengeluarkan keterangan resmi.
Lebih lanjut, Khairul Mudakir pun mengungkapkan fakta baru tentang pemecatan Novi.
Ternyata, sehari sebelum memecat Novi, pihak sekolah pernah mendatangi Polisi Kecamatan Banjarnegara.
"Apa sebelumnya (pihak sekolah) pernah dihubungi atau didatangi pihak kepolisian?" tanya jurnalis Aiman.
"Hanya sekadar konfirmasi, tanggal 5 Februari 2025 (pihak sekolah didatangi pihak kepolisian). Karena SOP dan kode etik yang ada di yayasan ini mengikat seluruh karyawan, bukan hanya di sekolah," kata Khairul Mudakir.

Tentang kedatangan polisi sehari sebelum Novi dipecat, Khairul Mudakir jujur.
Pemecatan Novi tidak terkait dengan kepolisian.
"Tidak ada (pengaruh polisi di balik pemecatan Novi), kami baru tahu ternyata ada kode etik dan SOP yang dilanggar Mba Novi. Dari Polsek, dia hanya menanyakan data saja, apakah Mba Novi pernah bersekolah di SD IT Mutiara Hati, hanya sebatas itu, tidak menyinggung konser di mana," kata Khairul Mudakir.
Tapi disadari oleh ketua yayasan, Novi segera dipanggil dan dimintai keterangan tiga jam setelah polisi datang ke sekolah.
"Mengenai Mba Novi ada pelanggaran berat yang memungkinkan seseorang untuk dihentikan. Kami baru mengetahui bahwa Mba Novi melakukan kegiatan di luar jam sekolah. Baru kali ini (Novi diperiksa) setelah polisi datang," kata Khairul Mudakir.
Disentil aktivis
Orang yang pendengar pernyataan ketua yayasan memberikan tanggapan.
Haris Azhar meminta agar kode etik sekolah dibuka kepada masyarakat umum.
Hal itu lantaran menurut Haris Azhar perlu adanya keterbukaan mengenai pemecatan Novi yang saat ini menjadi sorotan.
Tidak hanya itu, Haris Azhar juga menjelaskan pertanyaan mengejutkan kepada Khairul Mudakir.
Yaitu terkait adanya dugaan intimidasi dari pihak kepolisian terkait dengan kasus Novi Sukatani.
"Jujur aja pak, bapak diintimidasi oleh polisi atau enggak? Bapak ini pendidik, tunjukkan bapak jujur, biar bangsa ini jadi maju," tanya Haris Azhar.
Tentang hal tersebut, Haris meminta ketua yayasan agar bersikap jujur.
Kenyataannya, pihak kepolisian telah memeriksa oknum polisi yang diduga mengintimidasi Novi dan band Sukatani.
"Tidak perlu bapak menutupinya. Karena polisi yang mengancam diperiksa oleh propam di Polda Jateng. Jangan sampai bapak nanti juga diperiksa oleh Propam. Dugaan saya, bandar Sukatani, dalam waktu dekat YLBHI akan mengirimkan laporan juga. Bapak nanti akan diminta untuk memberikan keterangan. Bapak mungkin saja mengatakan, tidak ada masalah," pinta Haris Azhar.
"Bapak jujur, nabi itu waktu dia kampanye, dia bilang 'kalau kamu mau baik, jujur'. Bapak jujur coba. Kalau bapak bilang ini pelanggaran berat tapi dalam hitungan jam dipecat. Fakta yang mana? Tidak ada gambar Sukatani dibuka-buka, justru dia makin ditutup," jelasnya.

Ada alasan kenapa Haris bertanya soal adanya dugaan intimidasi dari polisi kepada pihak sekolah.
Haris merasa heran dengan cara yayasan memecat Novi dalam waktu singkat.
Haris mengatakan, jika Novi memang melakukan pelanggaran berat, seharusnya dilakukan penyelidikan yang lebih dalam dan memerlukan waktu lebih dari sehari.
Tetapi yang terjadi justru Novi dipecat hari itu juga setelah sekolahnya dikunjungi polisi.
"Sungguhlah, bapak berbicara, bapak dapat intimidasi dari oknum polisi itu? atau ada yang telepon, minta yayasan ini dibubarkan kalau Anda tidak membatalkan izin akan ditutup, atau memang bapak lalai menjalankan mekanisme? pelanggaran berat kok dalam beberapa jam dihukum?" tanya Haris Azhar.
Jawaban ketua yayasan
Diskakmat Haris Azhar terus dicecar, kemudian Khairul Mudakir mengaku jujur.
Ketua yayasan menegaskan tidak ada intimidasi dari pihak kepolisian.
Karena polisi yang datang ke sekolah pada waktu itu adalah yang biasa berhubungan dengan sekolah.
"Mereka yang datang dari kepolisian itu sudah terbiasa berkomunikasi dengan kami. Jadi bagaimana mungkin mereka mengintimidasi," ujar Khairul Mudakir.
Mengenai isi percakapan polisi saat mengunjungi sekolah sehari sebelum pemecatan Novi, Khairul Mudakir berbicara secara langsung.
Bahwa pihak kepolisian hanya bertanya mengenai dua hal saja.
"(Polisi bertanya) Apakah Mba Novi benar menjadi guru di sini, ya benar. Kedua (polisi bilang) 'ini kok ada data beliau (Novi) ikut di dalam konser Sukatani'. Setelah itu kita menyelidiki apakah di dalam konser itu, ada ketentuan yang melanggar kode etik, sebatas itu saja," kata Khairul Mudakir.
Baca berita lain di